Remaja dan Masalah - LAZIS AL-IZZAH

Breaking News

BANNER 728X90

Kamis, 19 Februari 2015

Remaja dan Masalah

Oleh: Nasrul Yung

Pernah nggak sih kita berfikir kalau hari-hari kita sekarang mulus-mulus saja? Tanpa hambatan bak jalan tol jagorawi? Atau mulus kayak kayu meubel yang udah siap dijadikan perabot? Pikiran kita bakal mengira semua itu enak. Kita nggak pernah lihat masalah menumpuk. Enak? Nggak tahu juga sih.

Menurut penelitian sekelompok psikolog, rata-rata manusia mengalami dan mendapatkan masalah enam ribu kali dalam sehari. Iya, enam ribu kali. Nggak percaya? Ya sudahlah. Itu yang saya dapat dari buku ‘Cara Super untuk Kreatif’ kary Panji Pranomo.

Ini yang jarang kita sadari. Setiap hari kita menghadapi masalah. Semenjak bangun tidur, kita sudah dikelilingi masalah. Masalah dan masalah. Kita sudah terbiuskan dengan dunia. Kita lalai hingga tidak tahu masalah kita sendiri.

Bangun tidur kita sudah mendapat masalah, terbangun dari tidur karena menahan kencing. Masalah melipat selimut, masalah merapikan tempat tidur, masalah memikirkan akan melakukan apa pasca bangun tidur, langsung mandi atau hanya cuci muka. Masuk kamar mandi sabun sudah habis, pasta gigi susah dipencet, shampoo hanya tinggal oplosan keramas tempo hari antara sisa shampoo dan air yang dikocok. Belum lagi air yang mampet. Membuat bingung mau bersihkan bekas BAB dengan apa.

Begitu seterusnya hingga kita tidur lagi, yang masih terus memikirkan hasil ulangan harian di sekolah tadi siang. Insomnia ceritanya. Buat status dan ngetwitt dulu dengan maksud agar mudah tidur. Tapi tidak disangka malah chat dengan teman lama di ujung kota sana. Ujung-ujungnya tidur hingga larut.

Kita tidak bisa terlepas dari masalah. Kita adalah makhluk masalah. Kita sendiri yang mencipatakan masalah. Masalah adalah bayangan yang membayangi kita. Semakin kita menjauh darinya semakin dia mengejar-ngejar kita.

Maka, belajarlah untuk bersahabat dengan masalah. Akurlah dengan masalah yang menyelimuti kita setiap saat. Kita tidak bisa memusuhinya. Seandainya kita ingin memusuhinya, sudah pasti kita tidak mendapatkan teman. Karena teman kita saat ini juga sumber masalah yang mematikan. Sekali lagi, maka bersahabatlah dengan masalah. Masalah tidak bisa dihindari, maka selesaikanlah urusanmu dengan masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar