Oleh: Nasrul Yung
Dipikir karo melaku (Dipikir sambil
jalan)
Banyak sekali sekarang dijumpai
lelucon di sosial media mengenai ungkapan ‘Aku rapopo’ yang merupakan ungkapan
dari Bahasa Jawa yang berarti ‘Aku tidak apa-apa’ atau ‘Aku baik-baik saja’
yang juga biasa diikuti dengan gambar-gambar lucu dengan ekspresi wajah yang
berlawanan dengan ungkapan ‘Aku rapopo’ yang tertulis dalam gambar.
Gambar yang ada di balik ungkapan
ini biasanya adalah ekspresi sedih yang lucu dari masyarakat biasa, tokoh-tokoh
pejabat sampai hewan yang kebanyakan ekspresinya sedang menepuk jidat, menandakan
ada sesuatu yang membebani pikiran mereka.
Dari fenomena ini bisa disimpulkan
bahwa banyak dari kita sebagai mahkluk sosial sulit untuk berkata jujur. Kalau
dalam pandangan saya, fenomena ini sebenarnya mengajak masyarakat untuk jujur
dengan diri kita sendiri. Saya pernah melihat sebuah iklan dari produk mie
instan dimana diceritakan disitu ada seorang penjahat yang sedang
di-interogasi, saking lihai mulutnya dalam berbohong, Lie detector atau
alat pendeteksi kebohonganpun tidak mempan sampai akhirnya penjahat itu
disodorkan produk mie didalam komersial itu, dan setelah dia makan, dia sempat
bilang tidak enak, meski sinyal kebohongan sudah terdeteksi, sang penjahatpun
masih lihay, sampai akhirnya alat detectornya dipasang lidahnya dan si penjahat
ini tidak bisa berkutit lagi.
Jujur pada diri sendiri itu kadang
mudah diucaokan tapi susah dilakukan, terbukti juga dengan hasil beberapa
wawancara di acara talkshow,Mata Najwa yang kita tahu banyak beberapa
calon-calon politisi menutup kenyataan dari diri mereka meskipun akhirnya
terkuak bahwa sebenarnya mereka hanya ‘omong doang’
Fenomena ‘Aku rapopo’ ini bisa
menjadi peneguhan juga buat masyarakat pada umumnya untuk jujur pada diri
sendiri. Mungkin mulut kita bisa berkata ‘Aku rapopo’ tapi ekspresi wajah kita
tidak bisa menipu. Be truthful to yourself, true to your heart! Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar