Sob, pernah kebayang nggak bagaimana awal kita masuk Islam? Nggak pernah ya? Ya iyalah, bagaimana mau kebayang, kita lahir dari rahim Bunda kita saja sudah ada tuh stempel Islam di dada kita. Nggak usah dilihat-lihat gitu dadanya, hanya kiasan aja kok. Itu salah satu hebatnya Islam. Tanpa pernah mengajukan pendaftaran pun, asalkan orang tua kita muslim, secara otomatis kita pun muslim. Tidak ada syarat dan ketentuan yang beribet.
Tapi pertanyaannya, dimanakah kita letakkan Islam yang sudah terpatri di dada sejak kita terlahir di dunia itu? Semoga masih tetap terpelihara hingga kita dikebumikan kelak ya. But, kalau kita lihat temen-temen kita nih, maaf ya, bukannya nyinggung (langsung nabrak aja). Hampir kebanyakan temen-temen kita, bahkan mungkin kita sendiri, tega menanggalkan status Islamnya. Buktinya? Nggak mungkin dong saya sebut satu per satu. Soalnya sangat mudah kita temui.
“Islam nggak? Ya saya Islam. Kok rambutnya dibiarkan terbuka gitu?”. “Muslim kan? Iya dong. Kalau gitu, sehari semalam ada berapa kali sholat dalam Islam? Setahu saya sih lima.” Glodak...
Ngakunya sih Islam, tapi paling ogah kalau ngerjain sholat. Paling cuman sholat jumat aja. Itu pun ngantuk kalau dengerin khotib sedang khutbah. “Ya mas, saya sholat kalau sempet saja.” Begitu alasannya. Semoga saja Allah masih sempet menambah umur kamu, batinku.
Kenapa nggak berjilbab mbak? Kalau ini, banyak banget alasannya. Belum siap mas; Panas mas kalau harus menutup kepala kayak gitu; Yang penting kan hatinya dulu yang dijilbabin; Ini kan Indonesia bang, negara demokrasi, terserah saya dong; Entar nggak ada cowok yang ngelirik mas; Ini bentuk syukur saya diberikan rambut indah, sayang kan kalau ditutupin. Ada alasan lain? Berjilbab itu panas, tapi masih panasan mana sama api neraka? Ya, hati memang harus dijilbabin, tapi bukti suksesnya hati berjilbab itu dengan dijilbabinya kepala kita. Indonesia memang Negara demokrasi, tapi Islam yang ada di hati juga harus dikasih porsi. Kalau niatnya dilirik cowok, saya sarankan sablonkan kaos kamu dengan tulisan ‘LIRIK AKU DONG’. Halah, nggak usah banyak alasan, bentuk syukur itu dengan menjaga aurot kita agar tetap terpelihara.
Please deh, kita itu sudah dipilihkan Allah untuk berislam. Islam itu keren kok, kalau kita mau menata hidup kita dengan tatanan Islam. Trus, kalau kita masih kayak gini, bagaimana kita akan menjawab pertanyaan malaikat kelak tentang keislaman kita? Jangan sampai menjawab gini ya, “Islam, au ah… Gelap!”. (Yung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar