Salam, Seuntai Kata Sejuta Makna - LAZIS AL-IZZAH

Breaking

Breaking News

BANNER 728X90

Jumat, 12 September 2014

Salam, Seuntai Kata Sejuta Makna




Oleh: Abdullah Mukhlish
Santri PPI Al-Izzah

Agama islam adalah agama ‘rohmatan lil alamin’, rohmat bagi seluruh alam. Tidak ada satu agama pun yang sempurna melainkan agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw ini. Islam datang dengan menyempurnakan agama-agama sebelumnya, datang mengajarkan kehidupan manusia yang baik, agma kasih saying serta agama persaudaraan.


Islam sangat menganjurkan pemeluknya agar sellau melazimi perbuatan-perbuatan yang memperkokoh ukhuwah, persatuan, serta persaudaraan. Adapun salah satu cara untuk memperkokoh ukhuwah itu adalah dengan salam.

Salam adalah suatu sapaan apabila bertemunya dua orang atau lebih. Sama halnya dengan di menyapa khas Indonesia. Yaitu menyapa seseorang apabila saling bertemu. Akan tetapi islam lebih menyempurnakan sapaan itu dengan ucapan salam yang berbunyi, “Assalamualaikum Warohmatullahi Wa Barokatuh”. Dan sungguh sapaan ini apabila diucapkan berkali-kali pada setiap orang muslim akan menguatkan ukhuwah serta menimbulkan rasa kasih saying satu sama lain dan tentunya sebagai penyempurna keimanan seseorang. 

Rasulullah bersabda:
“Tidak akan masuk surga seorang diantara kalian hingga kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Tidakkah kalian mau aku tunjukkan suatu amalan yang apabila kalian lakukan, kalian akan saling mencintai?” Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah” Nabi berkata, “Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Bukhori)

Dan ternyata selain untuk menguatkan ukhuwah, salam juga berlimpah pahala. Pernah suatu ketika Rasulullah Saw sedang berada dalam majlisnya, kemudian seseorang datang seraya mengucapkan “Assalamualaikum” Rasul pun berkata, “10 kebaikan”. Orang kedua datang seraya berucapa, “Assalamualaikum warohmatullah” Rasul berkata, “20 kebaikan”. Dan orang ketiga pun datang seraya berkata, “Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh” Rasul berkata, “30 kebaikan”. (HR. Bukhori)

Semakin sempurna salam yang diucapkan, semakin berlimpah pahala yang didapatkan. Pernah Umar bin Khattab kedatangan tamu, sehingga tamu itu pun memberikan salam dan Umar tidak mengizinkan masuk hingga tamunya mengucapkan salam yang ketiga, barulah tamunya diperkenankan masuk. Umar melakukan hal tersebut tidak lain karena mengikuti sunnah Nabi Saw dan ingin mendapatkan lebih banyak pahala dari ucapan salam tersebut.

Para ulama bersepakat bahwa mengucapkan salam itu hukumnya sunnah dan menjawabnya adalah wajib. Imam Al-Qurtubi dan Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam kitab tafsir mereka bahwa Al-Hasan berkata, “Mengucapkan salam itu sunnah dan menjawabnya adalah wajib.”

Ini dikarenakan menjawab salam adalah salah satu hak-hak sesame muslim yang harus ditunaikan. Maka orang yang paling pelit di antara manusia adalah yang pelit dalam menjawab salam. Karena menjawab salam itu adalah suatu penghormatan yang lebih baik dari penghormatan yang telah diucapkan oleh sebelumnya.
Allah berfirman, “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa: 86)

Dikisahkan bahwasannya Abdullah bin Umar apabila dia diberikan salam maka dia akan membalas salam tersebut dengan lebih baik. Kalau ada seseorang memberikan salam, “Assalamualaikum” maka Ibnu Umar menjawab, “Waalaikumussalam warohmatullah” dan jika ada orang yang berkata “Assalamualaikum warohmatullah” maka Ibnu Umar menjawab, “Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh.”
Walau pun hokum memberi salam itu sunnah dan menjawabnya itu wajib akan tetapi yang lebih dahulu memberi salam itu adalah orang yang lebih baik daripada orang yang menjawab salam. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw, “Tidak dibolehkan seorang muslim mendiami muslim lebih dari tiga hari, apabila mereka bertemu dan saling berpaling, maka yang lebih baik dari keduanya adalah yang memulai dengan salam.”(HR. Bukhori)

Pernah Abu Bakar Ash-Shidiq berjalan dengan seorang lelaki, dia berkata “Setiap orang yang bertemu dengan kita selalu mengucapkan salam kepada kita”maka Abu Bakar berkata, “Tidaklah kamu lihat orang-orang selalu memberikan salam kepadamu melainkan bagi mereka itu pahala. Berikan salam kepada mereka maka bagimu pahala.”

Akhirnya, salam adalah tuntunan yang seharusnya kita lazimi. Beribu makna serta faedah ada di dalamnya. Segala kebaikan ada padanya. Semoga kita termasuk orang-orang yang berlomba dalam bersalam, kebaikan-kebaikan itu pun bisa kita raih. Amin. Wallahua’lam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar