Maisun binti Bahdal: Pemilik Firasat yang Tajam - LAZIS AL-IZZAH

Breaking

Breaking News

BANNER 728X90

Kamis, 27 Februari 2014

Maisun binti Bahdal: Pemilik Firasat yang Tajam



Maisun binti Bahdal

Pemilik firasat yang tajam


Al-hafidz Ibnu Katsir menggambarkan, "Ia adalah seorang wanita yang berprinsip kuat, berpotensi besar dalamkecantikan, kepemimpinan, kecerdasan dan agama."

Saat Maisun bertemu dengan Muawiyah, ia adalah seorang wanita yang sangat cantik, cerdas dan jeli. Muawiyah pun menempatkannya pada posisi yang layak bagi agamanya dan kemampuan akalnya, suatu hari muawiyah mengunjunginya bersama pembantu kepercayaannya. Maisun bersembunyi darinya seraya berkata," siapa gerangan laki-laki yang bersamamu ini?" ia menjawab," apakah engkau membentang tirai darinya? Ia adalah pembantuku, dan ia seperi halnya wanita, maka tampakkanlah dirimu padanya."

Ia menjawab dengan bijak,"apakah berarti bahwa keserupaan itu menghalalkan hokum yang telah Allah haramkan padanya? Kemudian ia menutup pintu darinya.

Muawiyah terkagum dengan jawabannya yang menunjukkan ketinggian fiqh dan ilmunya. Ia sangat bangga dan bahagia dengannya sehingga menambah kesannya. Dengan akhlaq dan sofat terpuji ini, Maisun termasuk istri Muawiyah yang terkenal. Darinya ia melahirkan anak bernama Yazid. Menurut beberapa ahli sejarah, ia juga melahirkan anak perempuan bernama Amat Rabbi al-Masyariq, namun meninggal dunia saat masih kecil.

Banyak kisah tentang Maisun yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang wanita yang memiliki firasat yang jarang dijumpai pada wanita-wanita lainnya. Muawiyah sering mengambil pendapatnya. Sebab pendapat Maisun menjadi solusi yang baik dan benar. Saat Muawiyah akan menikahi Naillah binti Ammarah al-Kalbiyah, ia berkata pada Maisun," temuilah lalu lihatlah putrid pamanmu ini." Ia masuk menemuinya dan melihatnya. Kemudian Muawiyah menanyakan kapadanya tentang wanita tersebut," Bagaimana menurut pandanganmu?"

Maisun menjawab," ia seorang wanita yang sempurna kecantikannya. Namun, saya mendapati tahi lalat dibawah pusarnya. Menurut saya, suami dari wanita ini akan terbunuh dan kepalany akan ia letakkan di pangkuannya."

Muawiyah terpengaruh dengan pernyataan ini dan seperti mendapatkan alamt buruk hingga ia menceraikannya. Lalu wanita itu dinikahi oleh Hubaib bin Maslamah al-Fihri kemudian menceraikannya, selanjutnya menikah lagi dengan an-Nu'man bin Basyir al-Anshari. Lalu ia mati di pangkuannya.

Maisun binti bahdal sangat menyayangi anaknya Yazid bin Muawiyah. Menurut firasatnya, ia melihat sifat-sifat pintar, bijak dan mulia dan karakter lainnya yang dapat menyelamtkan umat manusia dan menjadikan mereka dalam barisan nama-nama yang abadi. Karena itu Maisun merawat anaknya dengan perawatan yang khusus, mendidiknya akan kecintaan pada keutamaan akhlaq. Barangkali perhatiannya sepertiini bermula dari mimpinya saat hamil bahwa bulan lahir darinya. Lalu ia menceritakan mimpinya pada ibunya. Lalu sang ibu berkata," jika benar mimpimu ini, engkau pasti akan melahirkan seorang anak yang nantinya akan dibaiat untuk menduduki jabatan khalifah. mimpi itu terus menerus hadir hingga ia melahirkan Yazid anaknya.

Suatu hari ia sedang duduk menyisir rambut dan mendandani anaknya. Sementara sang ayah Muawiyah sedang bersama Fakhitah binti Qarzhah. Setelah selesai menyisir rambutnya, Maisun melihat ke arahnya dan Muawiyah kagum padanya lalu mencium keningnya. Yazid berdiri berjalan, sementara fakhitah masih mengikuti pandangannya. Ia berkata," semoga Allah melaknat hitamnya kedua lengan ibumu."

Muawiyah menjawab," Sungguh demi Allah ia lebih baik dari anakmu Adullah (anak Muawiyah dari fakhitah yang idiot)." Fakhitah berkata," tidak, engkau hanya lebih menyukainya dari pada anakku,"

Muawiyah berkata," saya akan jelaskan kepadamu hingga engkau mengetahuinya sebelum bangkit dari tempat dudukmu ini." Kemudian muawiyah memanggil anaknya Abdullah dan berkata kepadanya," saya sekarang berpikir untuk memberimu semua yang engkau minta kepadaku ditempat ini juga."

Abdullah menjawab,"Aku ingin engkau membelikanku seekor anjing dan keledai yang bagus."

Muawiyah berkata," Wahai anakku! Engkau sendiri adalah keledai (karena bodahnya) dan kami akan membelikanmu seekor keledai. Berdiri dan pegilah."

Muawiyah berkata pada Ibunya," bagaimana menurutmu wahai putrid Qarzhah?"

Selanjutnya Muawiyah memanggil anaknya Maisun, Yazid, lalu berkata," saya sekarang ingin memberimu semua yang engkau minta kepadaku ditempat ini. Mintalah apa yang terbayang dalam ingatanmu."

Yazid tersungkur untuk bersujud, ketika ia mengngkat kepalanya, ia berkata, "Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menghantarkan Amirul mukminin sampai sekarang ini. Allah telah memperlihatkannya kepadaku denganpendapat ini. Aku ingin agar engkau memnuat pernyataan pelimpahan kekuasaan kepadaku sesudahmu. Dan engkau menjadikanku panglima perang kaum muslimin tahun ini. Dan engkau mengizinkanku pergi haji sepulangku sari medan perang dan menjadikanku imam di musim haji itu. Engkau tambahkankan jatah bagi penduduk Syam 10 dinar untuk setiap orang dan engkau menjadikannya sebagai penolong untukku dan engkau berpaling dari anak-anak yatim dari Bani Jam', bani Sahm dan Bani Adiy."

Muawiyah bertanya keheranan," ada apa gerangan dengan Bani Adiy?"

Ia menjawab," Sebab mereka telah berteman denganku dan sekarang tinggal di rumahku."

Muawiyah berkata," saya akan penuhi permintaanmu." Lalu ia mencium wajahnya. Kemudian berkata pada Fakhitah binti Qarzhah," bagaimana menurutmu?"

Ia menjawab,"Wahai Amirul Mukminin, berikanlah ia wasiat untuk selalu berbuat baik denganku, sebab engkau lebih mengetahui tentang dirinya dari pada aku."

Sekalipun Maisun terkenal fasih dan jelasnya tutur kata, sekalipun Muawiyah sangant mengagungkannya dan menghormatinya, namun semua ini tidak menghalanginya untuk selalu rindu pada tanah kelahirannya di gurun. Ia sering mengingat keluarganya dan kehidupan sederhananya, kelembutan, jauh dari polusi, jauh dari istana megah, tempat tidur empuk, segala keprluan yang tersedia dan semua pernik kehidupan sejahtera dan mewah, kemajuan, modernitas dan hunia perkotaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar