Agar Anak Mandiri
Dalam bahasa sehari-hari ‘anak mandiri’ sering dikonotasikan dengan anak yang mampu ‘makan sendiri’ atau ‘mandi sendiri’. Sebaliknya, anak yang ‘tidak mandiri’ berarti anak yang segala aktivitasnya, termasuk makan, mandi, berpakaian dan bermain tidak mau sendiri. Semua harus dilayani oleh lingkungannya. Begitulah bahasa mandiri dan tidak mandiri dalam konteks kehidupan anak sehari-hari.
Dalam pandangan Islam, anak yang mandiri adalah “Anak yang mampu memenuhi kebutuhannya baik ghorizah (naluri) maupun hajatul udhowiyah (kebutuhan fisik) dilakukan sendiri (tidak tergantung orang lain) secara bertanggung jawab.” Maksud dari ‘bertanggung jawab’ adalah meletakkan segala tanggung jawab dalam kaitannya dengan orang lain sebagai bagian yang tidak terpisahkan darinya, yakni sama-sama mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. (Taqiyuddin An-Nabhani, Hakekat Berfikir Tentang Hidup, hal 86-95)
Jadi, anak dikatakan mandiri jika dalam upaya pemenuhan kebutuhannya terdapat interaksi antara diri dan lingkungannya (orang lain) yaitu suatu interaksi yang lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Pada saat proses pemenuhannya anak dapat menempatkan posisi diri, orang lain dan alat pemuas kebutuhan (barang dan jasa) secara tepat. Dengan demikian ketika anak berupaya memenuhi kebutuhannya tidak dilakukan dengan cara menggantungkan orang lain, merebut dan menguasai milik orang lain. Misalnya, seorang anak yang ingin makan. Bagi anak yang mandiri tidak berteriak minta diambilkan makan dan tidak rewel, tetapi anak melayani diri sendiri dengan mengambil sendiri dan jika terdapat anggota keluarga yang belum makan, maka makanan tidak dihabiskan tetapi anak hanya mengambil bagiannya. Demikian halnya jika anak mengetahui bahwa ibunya sedang bekerja di dapur atau mengisi pengajian, maka anak mandiri akan beraktivitas sendiri atau dengan temanya tanpa mengganggu ibunya tersebut.
Sebenarnya jika kita lihat, merupakan naluri setiap bayi adalah berkembang untuk mandiri. Misalnya, mereka belajar untuk tengkurap, merangkak, berjalan, makan, dan belajar minum sendiri. Dalam belajar berjalan, mereka berusaha sekuat tenaga untuk bisa walaupun sering jatuh dan menangis. Bila kita lihat, hal tersebut merupakan upaya untuk menjadi manusia yang mandiri. Hanya saja permasalahannya, lingkungan yang kurang tanggap dan kondusif terhadap proses kemandirian anak, sehingga orang tua memperlakukan secara salah. Akibatnya menjadilah anak yang justru tidak mandiri.
Tips Mudah Agar Anak Mandiri
Anak yang mandiri tentu sangat membanggakan orangtuanya. Selain tidak selalu mengandalkan orang tuanya, ia akan lebih bertanggung jawab pada kehidupannya.
Sikap mandiri tidak datang sendiri. Untuk menciptakannya dibutuhkan kerja sama antara Anda sebagai orang tua dan anak. Dikutip dari Boldsky, ini dia sikap-sikap yang dapat dilakukan untuk menciptakan kemandirian pada anak. 1. Berhentilah Melindungi Anak
Seringkali orang tua tidak ingin anaknya pergi keluar pada malam hari atau pergi sendiri ke sekolah karena ingin melindungi. Tetapi, untuk mengasuh anak dan menjadikan mereka mandiri, Anda perlu menahan sedikit naluri pelindung Anda, apalagi jika cenderung mengekang. Biarkan anak-anak menggunakan transportasi umum dan biarkan mereka berani keluar dan belajar mengambil risiko untuk diri sendiri.
2. Biarkan mereka melihat kerasnya kenyataan
Kerasnya kenyataan tidak melulu mengenai pemerkosaan, AIDS, prostitusi, pornografi dan masih banyak lagi. Namun, anak-anak Anda tidak bisa polos selamanya. Mungkinkan mereka untuk melihat berita yang berkaitan dengan topic ini sehingga mereka tahu apa yang terjadi di dunia.
3. Berikan uang
Anda dapat memberikan anak anda cukup uang untuk memulai sesuatu dari mereka sendiri. Tetapi, jangan beri mereka terlalu banyak yang membuat mereka terlau puas. Pastikan bahwa mereka tidak keparan tetapi ajarkan juga bahwa anak harus bekerja keras untuk menghidupi kehidupannya.
4. Biarkan mereka membuat kesalahan
Jangan terlalu takut ketika mengetahui anak akan didenda karena berkendara dengan cepat atau gagal ujian. Kebebasan itu mutlak. Tetapi, pastikan anda mengambil tindakan hukuman yang tepat untuk itu. Jika anak gagal dalam ujian, kurangi uang sakunya. Hukuman harus relevan dan membuat jera di tempat yang tepat.
5. Dorong mereka untuk mengeluarkan pendapatnya
Pendapat anak mungkin sedikit berbeda dengan anda tetapi penting sekali untuk bertanya pendapat mereka. Nah, oleh sebab itu dorong mereka untuk berbicara dan berdebat dengan anda tentang beberapa hal. Tetapi ingat, berdebatlah dengan sehat. Sebab berdebat itu baik. Inilah alasannya mengapa anda harus membiarkan anak menjadi mandiri. Sudahkan anda melakukannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar