Cegah Kanker dengan Shaum Ramadhan - LAZIS AL-IZZAH

Breaking

Breaking News

BANNER 728X90

Sabtu, 18 Oktober 2014

Cegah Kanker dengan Shaum Ramadhan



Bahwa sampai hari ini, kanker mencatat rekor sebagai pembunuh nomor satu di dunia. Sepanjang tahun 2007 saja, tercatat bahwa kanker telah membunuh 7,9 juta orang dan menyiksa belasan juta yang lain. Lebih buruk lagi, diperkirakan kematian akibat kanker ini akan meningkat sebesar 45% di tahun 2030!

Namun kabar baiknya, sebagian besar kanker sebenarnya bisa dicegah. Pola hidup yang sehat, termasuk di dalamnya pola makan yang sehat mampu secara signifikan menurun kanresiko kanker. Bahkan ternyata, ibadah shaum (puasa) juga mampu mencegah kanker!

Wajar saja jika Rasulullah menganjurkan kita untuk shaum setidaknya 3 hari tiap bulan, atau shaum senin kamis, dan yang terbaik shaum daud. Kalaupun shaum sunnah itu sama sekali tidak mampu juga, kita masih punya shaum Ramadhan, sebagai terapi tahunan yang efektif mencegah kanker, tentunya dilakukan dengan benar.

Shaum Ramadhan ternyata juga bisa jadi terapi efektif untuk mencegah penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, stroke, dll. Tapi terapi ini hanya efektif jika kita tetap aktif beraktifitas selama shaum Ramadhan, bukan menghabiskan sepanjang hari untuk tidur-tiduran!

Dengan tetap aktif seperti biasa di bulan Ramadhan, tubuh kita membutuhkan energi yang sama dengan hari-hari biasa. Padahal, karena kita shaum, suplai energi yang di dapat melalui makanan pasti jauh berkurang. Lalu dari mana tubuh kita menutupi deficit energi ini?

Jangan khawatir! Tubuh kita sudah antisipasi jauh-jauh hari dengan menyimpan cadangan energi dalam bentuk lemak di bawah kulit kita. Namun celakanya, banyak kelebihan tosin (racun) yang tidak mampu dibuang tubuh kita ikut disimpan di jaringan lemak ini. Apalagi beberapa jenis toksin memang bersifat larut dalam lemak. Toksin ini bisa bersifat addiktif makanan (bahan pewarna, pengawet, penyedap, dll), polutan (timbale, merkuri, arsen, dll).sebagian residu toksin ini bersifat karsinogenik (berpotensi menyebabkan kanker).

Jadi tubuh kita “membakar” cadangan lemak ini untuk menutupi deficit energi. Karena di dalam jaringan lemak tadi juga tersimpan residu toksin, otomatis toksin juga ikut terbawa dalam aliran darah. Hati akan berusaha menetralisir toksin ini, sementara sebagian jkuga akan dibuang melalui ginjal.

Terjadilah proses detoksifikasi. Proses ini mengakibatkan berkurangnya akumulasi residu toksin yang tersimpan dalam tubuh kita yang akibat selanjutnya adalah menurunya resiko kanker dan penyakit degeneratif lain yang juga banyak disebabkan karena penumpukan toksin dalam tubuh.

Memang biasanya tidak seluruh toksin mampu dibuang, sebagian akan disimpan kembali dalam jaringan lemak. Namun setidaknya telah terjadi detoksifikasi (pembuangan) sebagian racun yang tertimbun dalam tubuh kita sehingga mengurangi potensi gangguan dalam system tubuh kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar