Thibbun Nabawi Vs Konvensional - LAZIS AL-IZZAH

Breaking

Breaking News

BANNER 728X90

Jumat, 12 September 2014

Thibbun Nabawi Vs Konvensional

Metode yang biasa kita kenal dengan pengobatan yang menggunakan metode Nabi akhir-akhir ini mulai di lupakan orang muslim. Padahal sejarah membuktikan bahwasannya THIBBUN NABAWI adalah sebuah Kedokteran Islam yang pernah mengalami kegemilangan yang sangat laur biasa. Bahkan dikarenakan cukup terkenal pada saat itu orang-orang Nasrani dan Yahudi, sangat mengakui akan kehebatannya dan akan lebih senang bila yang merawat adalah dokter Islam. Ibnu Sina yang merupakan bapak kedokteran setelah Hipocrates di Yunani, kitab-kitabnya banyak di teliti oleh dokter-dokter di Eropa dan di jadikan sebagai kitab rujukan para dokter.
Namun sayangnya semenjak kekalahan umat islam dalam perang salib, seolah semua tentang kedokteran islam telah terkubur habis tak terbekas. Orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan sengaja menghapus dan mengambil alih seluruh peradaban islam dalam segala bidang khususnya tentang pengobatan islam.
Nabi Muhammad diutus Allah sebagai Rahmatan Lil’alamin. Risalah yang beliau sampaikan bukan hanya bersifat spiritual saja akan tetapi lebih dari itu Rasulullah merupakan seorang dokter bagi umatnya. Hal ini tertuang dalam hadistnya Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan dari Abu Mutawakil dari Abu Said Al-khudri: ”Bahwasannya ada seorang laki-laki yang datang menemui Nabi SAW mengadukan tentang perihal penyakit saudaranya”, ”Saudaraku terserang penyakit perut melilit”, maka beliau bersabda ”Minumkanlah Ia Madu”. Nabi SAW merupakan seorang dokter. Dalam hadist yang diriwatkan oleh Ibnu Majah dan Al-Hakim disebutkan bahwasannya Nabi SAW bersabda, ”Hendaknya kalian menggunakan dua obat yaitu Madu dan Al-Qur’an”.
Perbedaan Thibbunnabawi dan Pengobatan Konvensional. Thibbunnabawi: Bersifat Holistik, Sesuai dengan syari’at, Jauh dari unsur kesyirikan, Bersifat alamiah non kimiawi, Tidak membawa madharat, Bersifat Ilahiyah, Membantu sistem imun sedangkan Pengobatan Konvensional: Bersifat alopati, Pengobatan dengan kimia sintesis, Membunuh kuman, bakteri, virus, Non ilahiyah, Sekulerisme, Mendatangkan mudharat, Tidak sesuai syari’at.
Prinsip Pengobatan Islam: Keyakinan, Halal dan Thoyyib, Tidak Madharat, Tidak TBC, Mencari yang lebih baik, Sesuai dengan koidah syar’i, Tidak mudah memvonis darurat, Ikhtiar, Do’a dan Tawakal.
Sumber penyakit: Toksid dalam tubuh dari makanan, minuman, udara, Inbalance Suhu, Inbalance Angin
Cara Penyembuhan: Yakin & Tawakal, Amal yang kotinyu – penyembuhan berproses, Dosis yang cukup, DOC (direction of cure). krisis penyembuhan :
Muncul penyakit baru, berpindah penyakit Asma: gatal, jerawat, keputihan, sakit dipinggang, kaki sakit dll. Jika DOC : banyak minum, konsumsi setelah makan, kurangi dosis, jangan berhenti berobat.
Sumber Kesembuhan: Kesembuhan adalah dari Allah SWT, Sakit merupakan Rahmat dan Kasih sayang dari Allah SWT, Therapis dan Herbalis harus mengingatkan pesakit tentang pertolongan dari Allah, dengan : Doa, Dzikir, dan Obat-obatan serta makanan yang halal dan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar