Muhasabah, Wasilah Barokah untuk Melejitkan Kwalitas Ibadah
(Refleksi Ibadah tahun baru 1435 Hijriyah)
Oleh : Abu Uwais Ats-Tsaqofi, S.Pd.I
(Director LAZIS “Al-‘Izzah” Jombang)
TAMHID
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kami memuji-Nya, kami memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami memohon perlindungan-Nya dari kaejahatan jiwa dan keburukan perilaku kami. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul-Nya Hari berganti pekan, pekan berganti bulan, bulan berganti tahun. Subhaanallah tidak terasa dan bahkan sebagian kita kurang sadar dengan momentum istimewa ini, yaitu bahwa sebentar lagi InsyaAllah kita akan memasuki tanggal 1 Muharram 1435 H. Seperti kita ketahui bahwa perhitungan awal tahun hijriyah dimulai dari hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH
Seiring datangnya Tahun Baru Hijriah, sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk melakukan muhasabah dan introspeksi diri. Hal ini merupakan jalan menuju meningkatkan serta melejitkan kwalitas Ibadah. Orang cerdik itu, adalah mereka yang selalu menimbang dirinya serta beramal untuk bekal perjalanan setelah meninggal. Dan orang yang berakal, adalah mereka yang membiasakan dirinya menapaki jalan kebaikan dan melazimkan dirinya dengan syariat.
Manusia itu tidak terlepas dari dua keadaan, jika ia seorang yang muhsin (yang banyak berbuat kebaikan), (dengan muhasabah) akan melejit kebaikannya, adapun jika ia seorang yang banyak lalai, maka ia akan terpuruk menyesal dan segera bertaubat. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan setiap diri memperkatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…(QS. Al-hasyr:18).
Ibnu katsir berkata tentang tafsir ayat ini:
Yaitu, hendaklah kalian menghitung-hitung diri kalian sebelum kalian dihisab (pada hari kiamat), dan perhatikan apa yang telah kalian persiapkan berupa amal kebaikan sebagai bekal kembali dan menghadap kepada Rabb kalian.
Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah telah menerangkan metode dan cara yang tepat untuk muhasabah, dimana beliau berkata:
” Semua itu dimulai dengan muhasabah diri terhadap amalan-amalannya yang wajib, jika ia menemui kekurangan padanya, hendaklah berusaha menggantinya, baik dengan cara mengqodho atau dengan memperbaikinya. Selanjutnya muhasabah diri terhadap hal-hal yang dilarang, jika ia mendapatkan dirinya pernah terjerumus didalamnya, hendaklah menyesalinya dengan bertaubat dan istigfar serta mengerjakan amal kebaikan sebagai penghapus dosa-dosa tersebut. Setelah itu muhasabah diri yang berkenaan dengan kelalaian yang pernah dibuat, jika selama ini ia lalai akan maksud dan tujuan penciptaannya, maka ia segera menutupinya dengan dzikir dan menghadapkan diri seutuhnya kepada Allah Ta’ala.
SALAF DAN APLIKASI MUHASABAH DALAM MELEJITKAN IBADAH
1. Taubah bin Ash-shimah adalah orang yang sangat lembut. Dia biasa melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri. Suatu hari dia menghitung-hitung, selagi berumur enam puluh tahun. Dia menghitung hari-hari yang telah dilaluinya, yaitu sebanyak sebelas ribu hari lebih limaratus hari. Tiba-tiba ia tersentak dan berkata," Aduhai celakanya aku! Apakah aku harus bertemu dengan Allah dengan membawa seratus ribu limaratus dosa?" setelah itu dia langsung pingsan dan seketika itu pula dia meninggal dunia. Pada saat itu orang-orang mendenganr suara,"dia sedang meniti ke jannah firdaus."
2. Di kisahkan bahwa Tamim Ad-dary radiyallahu anhu ketiduran pada suatu malam hingga pagi hari, sehingga dia tidak sempat shalat tahajud., maka selama satu tahun penuh dia tidak pernah tidur malam, sebagai hukuman atas keteledorannya.
Subhaanallah luar biasa apa yang di perbuat qudwah hasanah generasi salaf, ketika mendapati pada diri mereka keteledoran dalam menunaikan Ibadah meskipun hanya sunnah, maka sepontanitas setelah bermuhasabah mereka langsung mengganti dengan melejitkan Ibadah sebagai tebusannya.
Ini menunjukkan bahwa kebiasaan muhasabah jika betul-betul di lestarikan dalam kehidupan sehari-hari, insyaAllah bisa menjadi pemicu meledaknya kwalitas ibadah menjadi bertambah barokah. Aamiiin……..!!!
Maka wahai saudaraku seiman seiring terbitnya fajar tahun baru ini, segerakan taubat dan hadapkan diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. Lembaran-lembaran yang ada dihadapanmu masih dalam keadaan putih bersih, tanpa goresan sedikitpun. Maka berhati-hatilah jangan sampai kalian nodai dengan maksiat dan dosa. Segeralah melakukan introspeksi diri sebelum kalian dihisab, perbanyak dzikir dan istigfar kepada Allah, dan pilihlah teman-teman shaleh yang selalu menunjukanmu jalan kebaikan. Semoga Allah menjadikan tahun ini sebagai tahun kebaikan bagi islam dan kaum muslimin. Dan semoga pula Allah memanjangkan umur kita dalam ketaatan, kebaikan dan jauh dari perbuatan maksiat, serta menjadikan kita sebagai pewaris surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar